google-site-verification=vPNmk_gAkH4QjBYcT5qlXQQihAeYK0QhhybUOmS39S0
Apa kue yang tersaji saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di rumahmu? Pasti tak jauh dari kue-kue kering seperti nastar, kastengel, putri salju, dengan berbagai variannya. Penyajian kue-kue kering memang identik dengan Lebaran di dalam masyarakat Indonesia.
Kue Nastar
Namun, menurut Fadly Rahman, seorang sejarawan yang khusus mengamati bidang kuliner, mengungkapkan fakta yang mengejutkan. Penyajian kue kering sebagai hidangan Lebaran sebenarnya tidak dikenal di masyarakat Indonesia tempo dulu. Mereka menyajikan kue-kue yang berbeda.
“Kue-kue kering baru dikenal masyarakat kita di era kolonial Belanda,” ujar Fadly, seperti dikutip KompasTravel. Lalu, penganan seperti apa yang disajikan masyarakat kita saat Lebaran, sebelum kue-kue kering diperkenalkan. “Ya seperti kudapan-kudapan daerah yang sudah kita kenal, seperti opak, apem, rengginang,” ujar Fadly.
Asal mula kue nastar
Pengajar Program Studi Sejarah di Universitas Padjajaran ini menambahkan, kue-kue kering pertama kali diproduksi di Indonesia oleh orang Belanda.”Bagaimana prosesnya bisa menjadi hidangan Lebaran, itu tidak bisa dilepaskan dari interaksi sosial budaya masyarakat bumiputera, masyarakat Islam Indonesia, dengan orang-orang Eropa,” ujar Fadly.
Pada masa abad ke-19 hingga abad ke-20, pengaruh budaya Eropa dalam hal kuliner banyak diserap oleh masyarakat Indonesia. Di antaranya aneka kue kering itu. “Dari namanya itu sudah jelas kalau bukan nama Indonesia,” ujar Fadly.
Rangginang; camilan asli Indonesia
Sejak saat itulah, sebagian masyarakat Indonesia mulai terpengaruh budaya kuliner Belanda dan mengalami perubahan selera. Bahkan, menyajikan kue-kue kering di hari Lebaran juga dapat menunjukkan derajat sosial seseorang.
Saat itu, masyarakat Indonesia menengah ke atas sudah tak mau lagi menyajikan makanan-makanan tradisional yang terbuat dari sagu, tepung beras, tepung ketan, dan lain sebagainya.
“Masyarakat Indonesia mulai merasa kue tradisional itu tidak awet, sedangkan kue-kue kering bisa disajikan berhari-hari, berminggu-minggu akan tetap awet, termasuk dalam momen Lebaran,” ujar Fadly. Meski demikian, saat ini tak hanya masyarakat menengah ke atas saja yang dapat menyajikan kue kering saat Lebaran. Harganya yang terjangkau dan alat produksinya yang semakin mudah ditemui membuat sajian ini dapat dinikmati siapa saja.
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Belum ada komentar untuk Ternyata ini kue lebaran asli Indonesia!